Targetkan 17 Juta Wisman, Berikut Cara Tak Biasa Menpar

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Kemenpar menggelar Rakornas Pariwisata II-2018 dalam rangka mengevaluasi kemajuan (progres) capaian target kunjungan 17 juta wisman. Rakornas yang dihadiri komponen pariwisata seluruh Indonesia itu dibuka Menpar Arief Yahya di Jakarta, Kamis (26/7).

Menpar Arief mengatakan, untuk mencapai target kunjungan 17 juta wisman tahun ini, dimana dibutuhkan pertumbuhan sebesar 21% dari capaian kunjungan wisman tahun lalu sebesar 14,04 juta wisman, telah dilakukan program terobosan dengan melibatkan seluruh stakeholder sebagai kekuatan pentahelix (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) pariwisata dengan dilandasi semangat Indonesia Incorporated. “Untuk mencapai target kunjungan 17 juta wisman tahun 2018 diperlukan ‘Cara-Cara yang Tidak Biasa’, seperti meningkatkan kerjasama promosi terpadu dengan airlines dan wholesaler, melakukan program hot deals, dan competing destination model (CDM),” kata Menpar.

Program kerjasama promosi dengan airlines dan wholesaler ini sangat strategis dalam mendatangkan wisman karena 75% wisman yang datang ke Indonesia melalui konektivitas udara (airlines), baik reguler maupun chartered flight. Selain itu pola pembelian paket wisata ke Indonesia dilakukan melalui wholesaler dan retailers, bahkan pada pasar tertentu pembelian paket wisata melalui wholesaler sangat dominan.

Promosi terpadu tersebut, kata Menpar, dilaksanakan bersama dalam bentuk sales mission, trade show, festival, fam trip, publikasi dan pemberian insentif. “Komitmen dari airlines dan wholesaler diproyeksikan menghasilkan 590.151 pax wisman pada periode Agustus – Desember 2018,” jelas Menpar Arief seraya menyebutkan kerjasama promosi terpadu dilakukan dengan 14 airlines dan 7 wholesaler.

Sementara itu untuk program Hot Deals, yakni program untuk mengoptimalkan kapasitas yang tidak terpakai atau idle capacity, diutamakan pada tiga pintu masuk utama yaitu Great Bali (40%), Great Jakarta (30%) dan Great Kepri (20%). Ketika idle capacity pada faktor 3A (Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas) digabungkan dan dimanfaatkan dalam sebuah platform akan tersedia layanan turisme yang mudah dan murah, atau disebut more for less tourism. Karena itu, program Hot Deals menjadi hal yang attractive dan competitive dalam meningkatkan kunjungan wisman. Diproyeksikan dari Paket Hot Deals akan diperoleh tambahan 2,5 juta wisman pada 2018.

Dalam menangani masing-masing paket Hot Deals, jelas Menpar, telah ditunjuk Organizing Committee (OC) untuk mengelola termasuk melakukan monitoring dan evaluasi. OC Hot Deals Bali dan Jakarta akan mulai bertugas pada Agustus hingga Desember 2018, sedangkan OC Hot Deals Kepri telah bertugas sejak April 2018 dengan pencapaian hingga 20 Juli 2018 sebesar 141.180 (EoY: 28.4%) wisman dari seluruh fokus pasar.

Kemenpar mempromosikan Paket Hot Deals tersebut melalui berbagai program pemasaran antara lain sales meeting, consumer selling, penjualan tiket pada counter-counter di pelabuhan, serta promosi pada media cetak, elektronik, dan online.

Sementara itu salah satu program strategis dalam mencapai target kunjungan 17 juta wisman adalah Competing Destination Model (CDM). Ia mengatakan, CDM sebagai metode yang dilakukan penyedia platform data driven marketing dalam mengarahkan calon wisman yang sudah memiliki tujuan wisata ke destinasi tertentu. Dengan CDM memungkinkan mengambil data travellers dari berbagai sumber online; profiling dan segmentasi data travellers; lalu menargetkan travellers tersebut dengan kampanye iklan yang customised dan targeted.

LoI-MoU-MoIA

Rakornas diisi dengan diskusi atau workshop seputar progres capaian target kunjungan 17 juta wisman pada tahun ini terbagi dalam sesi insentif aksesibilitas, hot deals, dan CDM dengan menghadirkan nara sumber dari kalangan pelaku bisnis dan professional. Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatangan Letter of Intent (LoI), Memorandum of Understanding (MoU), dan Memorandum of Implementation Arrangement (MoIA).

Sebanyak 11 dokumen LoI ditandatangi oleh airlines yang baru pada tahap berminat untuk bekerjasama dengan Kemenpar, sedangkan 8 dokumen MoU ditandatangani oleh airlines yang sudah sering berkomunikasi dan bersedia untuk bekerjasama pada aktivitas tertentu, namun belum sampai membicarakan numbers. Pada kesempatan itu juga ditandatangani 2 dokumen MoIA oleh airlines yang sudah mengajukan incremental wisman, sehingga numbers bisa dicatat sebagai komitmen (to be verified). (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button