Roma ( Bisnis Jakarta ) – Rafa Nadal memaksimalkan penundaan permainan karena hujan untuk bangkit dari ketinggalan pada set penentuan dan menaklukkan juara bertahan Alexander Zverev dengan skor 6-1, 1-6, 6-3 pada final Italia Terbuka yang berlangsung pada Minggu.
Kemenangan ini memberikan gelar lapangan tanah liat ke-56 bagi petenis Spanyol tersebut, dan ia akan merebut kembali posisi peringkat puncak dari Roger Federer ketika daftar peringkat ATP dirilis pada Senin.
“Kemenangan pertama saya di sini pada 2005 merupakan salah satu kemenangan terindah pada karier saya,” kata Nadal setelah mendapatkan gelar kedelapannya di Roma, sekaligus gelar pertamanya di sini sejak 2013. “Untuk kembali mendapatkan trofi ini setelah bertahun-tahun merupakan sesuatu yang benar-benar istimewa.” Nadal mengawali pertandingan dengan kurang meyakinkan, kalah pada servenya di gim pembukaan sebelum mampu bangkit.
Unggulan teratas berusia 31 tahun itu mematahkan serve Zverev untuk menyamakan kedudukan dan kemudian membalikkan keadaan, melepaskan delapan pukulan winner dan hanya melakukan empat unforced error berbanding sepuluh yang dilakukan lawannya untuk memenangi set pembukaan.
Zverev mengumpulkan kembali kekuatan, menahan serve untuk pertama kalinya di pertandingan ini pada awal set kedua sebelum mematahkan serve Nadal untuk memimpin 2-0.
Petenis 21 tahun ini menuju ke final dengan bekal penampilan yang bagus di Tur ATP, dan ia mendapatkan ritme yang diperlukan ketika Nadal menguasai permainan di permukaan lapangan favoritnya.
Petenis muda itu kemudian tertinggal 0-30 saat melakukan serve untuk menutup set, namun menegakkan kepalanya untuk memenangi empat poin berikutnya sebelum memaksakan set penentuan dengan pukulan backhand winner.
Ia membawa momentumnya ke set ketiga, mematahkan serve Nadal untuk memimpin 2-0 dan mendapatkan keuntungan awal.
Nadal memelihara peluangnya dengan menahan “love,” dan dua service game berikutnya sebelum permainan dihentikan untuk pertama kalinya karena turun hujan.
Nadal bangkit setelah pertandingan kembali dilanjutkan untuk mengejar 3-1 dan kembali menggenggam serve sebelum hujan kembali turun untuk kedua kalinya, memaksa penundaan selama 45 menit yang terbukti menentukan.
Bangkit Petenis Spanyol itu bangkit untuk mematahkan serve lawan setelah pertandingan kembali dimulai untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3, dan kemudian menahan laju lawannya untuk semakin mendekati kemenangan.
“Mencium bau darah,” Nadal melakukan upaya terbaiknya, mengancam Zverev untuk break point selanjutnya yang dapat ia menangi dengan pukulan voli backhand menyilang.
Kepercayaan dirinya memuncak, Nadal melakukan serve untuk menutup pertandingan, mendapatkan dua match point dengan pukulan forehand khasnya.
Zverev menggagalkan match point pertama, namun tidak mampu berbuat banyak pada match point kedua ketika Nadal melepaskan pukulan voli pendek di atas net untuk mengamankan gelar.
“Anda merupakan petenis lapangan tanah liat terbaik sepanjang masa dan menurut saya semua orang melihat hal itu hari ini,” tutur Zverev.(ant)