Zeynita Gibbons London ( Bisnis Jakarta ) – Panas terik nan menyengat ditambah suhu lintasan mencapai 34 derajat tidak menyurutkan tekad dan semangat tiga pembalap muda Indonesia berlaga, membela panji merah putih di Kejuaraan Dunia Supersport 300 di sirkuit TT Assen Belanda, Minggu.
Minister Counsellor KBRI Denhaag, Renata Siagian kepada Antara London, Selasa menyebutkan dalam kejuaraan kali ini Indonesia diwakili pembalap muda yang tergabung dalam tiga tim berbeda. Ketiga pembalap itu adalah Galang Hendra Pratama dari Tim Biblion Yamaha Motoxracing, Ali Andriansyah Rusmiputro dari tim Pertamina Almeria BCD By MS Racing dan Imanuel Putra Pratna dari tim Terra E Moto.
Sayang sekali, Galang Hendra Pratama yang memulai balapan dari posisi 13 terjatuh pada tikungan 5 pada lap ke-3. Pembalap Indonesia yang pernah mencatatkan sejarah dengan meraih podium 1 pada balapan kejuaraan ini di Jerez, Spanyol tahun lalu, harus keluar lebih cepat dari kejuaraan.
Perjuangan menegakkan panji merah putih diteruskan Ali Andrian Rusmiputro. Pembalap muda kelahiran Jakarta tahun 1993 yang memiliki pengalaman balap terbanyak di Eropa dan mendapat julukan “The Next Rossi” dari media di Eropa ini langsung melesat ke posisi 20 pada lap pertama, menyalip enam pembalap lain dari posisi start semula, grid 26.
Kehadiran dan dukungan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti A Wesaka Puja secara langsung di grid start-nya, menambah daya juang untuk terus melaju dan memangkas jarak dengan pembalap didepannya. Pada lap-lap selanjutnya, ia menggunakan nomer 12 terus berusaha menembus barisan awal. Tekad yang membaja, disertai keberaniannya yang luar biasa, membuat posisinya terus meningkat.
Pada lap ke-7 Ali Andrian sudah bersaing pada posisi 18, kemudian naik ke 17 pada lap 8, naik lagi ke posisi 16 pada lap 9, dan bertarung pada posisi ke 15 pada lap ke-10. Namun pada lap ke-11, ia kembali ke posisi 16 karena harus mengerem sekuat tenaga demi menghindari pembalap yang jatuh persis di depannya.
Pada lap terakhir, pembalap muda yang pernah meraih juara 3 nasional pada kelas 250cc ini mengerahkan seluruh kemampuan. Motornya yang pada kejuaraan kali ini menembus kecepatan top speed 188,8 kpj dipaksa berlari sekencang mungkin. Hingga akhirnya ia menyentuh garis akhir pada posisi ke 13 dengan mengumpulkan 3 poin dan bertengger di posisi 18 klasemen sementara.
Perjuangan Ali Andrian dalam kejuaraan kali ini tidaklah mudah. Yamaha YZF R-3 yang ia pakai dalam kejuraan tersebut mengalami masalah kopling sehari menjelang balapan sehingga tim mekanik hanya memasang 5 tingkat percepatan atau satu tingkat di bawah motor lainnya yang rata-rata menggunakan setelan 6 tingkat percepatan.
Setelan ini terbukti manjur. Yamaha YZR R-3 berkapasitas 300cc tersebut mampu bersaing dengan KTM RC 390 R dan Kawasaki Ninja 400 yang menggunakan kubikasi yang jauh lebih besar, 390cc dan 400cc.
Kemampuan Ali Andrian untuk bersaing pada kejuaraan ini sempat mengundang kecurigaan pihak lawan, sehingga timnya pun harus merelakan motornya dibongkar oleh panitia beberapa saat seusai lomba.
Sementara itu, Imanuel Putra Pratna membela tim Terra E Moto. Tak kalah luar biasa, pembalap muda kelahiran tahun 1996 juga menggeber Yamaha YZF R-3-nya hingga mencapai kecepatan puncak 183,1 kpj.
Memulai balapan pada posisi 30, Imanuel yang menggunakan nomer 96 berhasil mengembangkan kecepatan sehingga posisinya terus meningkat hampir pada setiap lap.
Setelah sempat tertahan pada posisi 22 pada lap ke-9, 10, dan 11. Imanuel berhasil memperbaiki 3 posisi pada lap terakhir dan menyelesaikan lomba pada posisi ke-19.
Seri yang dihelat di sirkuit TT Assen ini adalah seri kedua dari 11 seri yang akan digelar di beberapa negara Eropa. Seri Berikutnya akan digelar di sirkuit Imola, Italia pada 11-13 Mei. Seluruh seri akan berakhir di Sirkuit Magny-Cours, Perancis pada 30 September.(ant)