Bahaya Candu Narkolema Ancam Kerusakan Otak Remaja

DEPOK (Bisnis Jakarta) – Di era digital saat ini, ancaman kerusakan moral generasi muda tak hanya dari Narkoba konsumsi. Namun juga melalui narkotika lewat mata (narkolema) seperti halnya pornografi yang dapat merusak organ otak. Untuk mengantisipasinya, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Harmoni meminta remaja di Depok wajib menjauhinya kehidupan.

Koordinator Bidang Layanan Informasi dan Edukasi Puspaga Harmoni, Hartuti memaparkan bahwa narkolema tak bisa dianggap ringan, sebab jika sudah kecanduan mampu merusak bagian depan otak manusia (pre frontal cortec) yang letaknya di dahi tepat di bawah ubun-ubun. Sedangkan diketahui fungsi PFC yang bertanggung jawab terhadap character building,

“Kecanduan narkolema bisa mengganggu fungsi character building manusia. Selain itu, jika sudah kecanduan narkolema bisa berdampak terganggunya fungsi luhur dalam diri manusia dan rentan menjadi pelaku atau juga korban kekerasan seksual.” Katanya di Depok

Sementara itu, jika sudah kemungkinan terburuknya jika sudah terjadi kerusakan otak PFC hingga menyebabkan kerusakan fungsi luhur manusia. Nantinya, mereka bakal tak bisa membedakan benar atau salah, baik dan tidak baik, pantas atau tidak pantas. Selain itu, penderita juga tidak bisa memikirkan problem solving ketika sedang dirundung masalah.

“Seseorang juga tidak bisa membedakan penting atau tak penting, tidak bisa mengendalikan dirinya, serta sulit mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya karena otak PFC ini sudah rusak,” katanya.

Untuk menghindari hal itu, yakni dengan berinternet secara Bertanggung Jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif (BAIK). Selain itu, perbanyak pertemanan yang baik dan aktivitas yang bermanfaat seperti, mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, beladiri, rohani Islam (Rohis), Palang Merah Remaja (PMR), atau menyalurkannya melalui olahraga.

Agar terhindar dari paparan pornografi, penggunaan internet saat merasakan BLAST (Boring, Lonely, Angry, Stress, dan Tired), juga bisa mencari teman yang baik sebagai tempat bercerita. “Kita juga harus cerdas di antaranya punya filter sendiri dalam menangkal pornografi lewat internet, dengan memikirkan dahulu sebelum kita memposting sesuatu. Menyaring informasi yang kita dapat sebelum di-share, serta bijak saat sedang online,” ujarnya. (jif)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button