
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Putra-putri Indonesia mengukir prestasi di tingkat dunia. Kali ini The Resonanz Children’s Choir (TRCC) pimpinan Avip Priatna dinobatkan sebagai juara terbaik pemenang European Grand Prix in Choral Singing (EGP).
Acara ini berlangsung di Maribor, Slovenia, 21 April 2018. Prestasi anak bangsa tersebut mendapat pujian dari tanah air. “Paduan suara tersebut sangat bergengsi dan tersulit di dunia. Anak-anak Indonesia dalam balutan kebudayaan Indonesia, mampu bersimfoni dengan indah, mendendangkan lagu Janger dengan nada vokal yang begitu kuat, solid, dan jernih, berpadu dengan tampilan busana Bali,” puji Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta, Senin (23/4).
European Grand Prix in Choral Singing merupakan acara yang mempertandingkan para juara umum dari enam kompetisi paduan suara paling disegani di Eropa. TRCC berhak memperoleh tiket ke EGP karena menjadi juara umum 2017 dari kompetisi Tolosa Choral Contest, yang berlangsung di Tolosa, Spanyol, November tahun lalu.
Pada kompetisi EGP ini, TRCC bersaing dengan para juara umum tahun 2017 dari sejumlah pemenang kompetisi lainnya. Mereka antara lain Allmanna Sangen dari Swedia (juara umum International Choral Competition Gallus Maribor di Slovenia), Coro Musicanova dari Roma, Italia (juara umum Florilege Vocal de Tours, Prancis).
Kemudian The Stockholms Musikgymnasium Chamber Choir dari Swedia (juara umum International May Choir Competition di Bulgaria), dan Beijing Philharmonic Choir dari Tiongkok (juara umum Concorso Polifonico Guido d’Arezzo di Italia).
Sebanyak 44 penyanyi anak-anak dilibatkan, TRCC tampil membawakan tujuh buah karya, yaitu Ad Amore karya Lee R. Kesselman, Duo Seraphim karya Thomas Luis de Victoria, Der Wassermann karya Robert Schumann, Salve Regina karya komposer Indonesia, Ivan Yohan, Steal Away Arr. Gwyneth Walker, 137 Hip Street karya komposer Indonesia, Fero Aldiansya Stefanus (b.1988), dan lagu tradisional Bali berjudul Janger yang diaransemen oleh Agustinus Bambang Jusana.
Hasto mengatakan, partainya dan dirinya secara pribadi serta seluruh bangsa Indonesia pada umumnya sangat berbangga atas prestasi tersebut. “Selamat kepada Avip Priatna selaku pimpinan koor tersebut. Sangat mengharukan,” sebutnya.
Kemenangan ini dinilai Hasto bergensi dan tersulit di dunia karena merupakan ajang kompetisi yang melombakan para juara terbaik di tiap kompetisi di eropa.
Penilaian itu tidaklah heran, karena bangsa Indonesia mampu mengukir sejarah baru bagi dunia paduan suara, yaitu untuk pertama kalinya paduan suara dari Indonesia menjadi juara EGP. Apalagi perhelatan dunia ini telah berlangsung selama 30 tahun.
Hasto melanjutkan, prestasi anak-anak Indonesia tersebut harus membuka mata kita bersama bahwa kebudayaan dan peradaban Indonesia itu luar biasa, dan jangan dirusak oleh penyeragaman budaya, apalagi budaya impor.
Lebih jauh, ia mengatakan prestasi melengkapi Juara Ganda All England 2018; dan prestasi lain di bidang pertahanan seperti kemampuan putra putri Indonesia yang mampu menghasilkan Pesawat N219, Panser Anoa, Tank Kaplan dan lainnya, serta sederet prestasi hasil riset dan perekayasa anak negeri seperti benih unggul Inpari-42, Nila Larasati, Nila Gesit dan benih unggul lainnya.
“Kami percaya jika semangat Indonesia yang berdaulat di bidang politik; berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan terus dijalankan dengan semangat bangga dengan keseluruhan jati diri dan kepribadian bangsa, maka beragam prestasipun akan diraih. Sebab sejatinya kita bangsa besar dan hebat, hanya perlu disiplin, system building dan mentalitas juara dalam semangat kerjasama tim,” tandasnya. (har)