Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta agar warga Bekasi tidak khawatir dengan kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut meski baru ditemukan satu keluarga yang terkonfirmasi positif dan sempat menunaikan shalat Idulfitri di masjid. “Bukan dari shalat Id. Sebenarnya itu sudah ada, dia sakit, kenapa ketemu? Karena kita cepat bawa ke rumah sakit, di-'swab', otomatis harus di-'tracking', jadi, kita tidak perlu khawatir dengan kasus baru karena semua tim analis kita, tim medis kita sudah bergerak di semua RT dan RW dan juga bukan karena shalat Id (jadi positif), ini ditambah-tambahin karena shalat Id,” kata Rahmat di mal Summarecon, Bekasi, Selasa (26/5).
Rahmat mendampingi Presiden Joko Widodo bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau kesiapan penerapan prosedur standar normal baru (new normal) di sarana perniagaan.
Sebelumnya diketahui satu keluarga di Perumnas 1, Bekasi Barat, dinyatakan positif COVID-19. Mereka kemudian dijemput petugas medis menggunakan ambulans untuk dirawat, pada Senin (25/5) malam. Sehari sebelum diketahui terpapar, keluarga tersebut sempat shalat Idulfitri di salah satu masjid di Bekasi.
Pemkot Bekasi memang mengizinkan masjid di 51 kelurahan Kota Bekasi yang masuk dalam zona hijau menggelar shalat Idulfitri dengan penerapan protokol kesehatan yaitu jemaah diwajibkan memakai masker, shalat berjarak 1,5 meter antarjemaah dan pengurus masjid menyediakan tempat cuci tangan di masjid. “Sekarang mereka sudah masuk rumah sakit, ada 4 orang, 3 yang bersangkutan (keluarga) bahkan kami sekarang tidak ragu-ragu lagi mengumumkan kalau ada yang positif kami bawa ke RT-nya, RW-nya, tolong sama-sama kita jaga karena kita sudah siaga dari RT dan RW,” ungkap Rahmat.
Menurut Rahmat, pengobatan pasien COVID-19 tersebut tidak harus berlangsung 14 hari. “Jadi sekarang kami rawat yang bersangkutan, bahkan di rumah sakit kami sekarang itu, penderita COVID tidak harus 14 hari, 7 hari setelah lewat masa kritis, kami pulangkan, isolasi mandiri di rumah, selesai, kecuali ada penyakit bawaan,” tambah Rahmat.
Sedangkan terkait pembukaan mal atau lokasi perbelanjaan lainnya, menurut Rahmat akan dilakukan setidaknya mulai 4 Juni 2020. “Kalaupun harus buka, minimal tanggal 4 Juni, karena DKI tanggal 4 Juni, saya sampaikan, jangan sampai warga DKI sampai ke sini, kalau kapasitas 10 ribu, kita 5 ribu dulu yang masuk, kita atur,” ungkap Rahmat.
Ia juga mengaku sudah mulai memerintahkan pengurangan kapasitas mal untuk dikunjungi warga. “Dari semalam sudah saya suruh, yang biasa satu meja ada empat kursi, sekarang hanya dua kursi, terus antrian sudah saya buat sedemikian rupa,” tambah Rahmat. (son)