HeadlineMoneter

Anggaran Tahunan BI 2025 Diperkirakan Defisit Rp26,7 T

Secara keseluruhan bahwa arah bauran kebijakan dan program transformasi Bank Indonesia tahun 2025 di tengah masih berlanjutnya dinamika dan gejolak global, tentu saja memerlukan anggaran. Karena itu, rencana ATBI 2025 secara keseluruhan diperkirakan mengalami defisit Rp26,7 triliun.

BISNISJAKARTA.co.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan anggaran tahunan BI (ATBI) 2025 akan mengalami defisit sebesar Rp26,7 triliun. Secara keseluruhan bahwa arah bauran kebijakan dan program transformasi Bank Indonesia tahun 2025 di tengah masih berlanjutnya dinamika dan gejolak global, tentu saja memerlukan anggaran. Karena itu, rencana ATBI 2025 secara keseluruhan diperkirakan mengalami defisit Rp26,7 triliun.

Perkiraan defisit anggaran 2025 tersebut, menurut Perry di Jakarta, Rabu (6/11), terutama berasal dari defisit anggaran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan. Ada kebutuhan terhadap kenaikan anggaran kebijakan termasuk untuk melakukan operasi moneter dalam menjaga stabilitas. Adapun total penerimaan anggaran kebijakan yang diajukan BI sebesar Rp137,639 triliun dan total pengeluaran Rp169,193 triliun, sehingga ada defisit sebesar Rp31,554 triliun.

Untuk anggaran operasional 2025, BI mengajukan total penerimaan Rp31,498 triliun dan total pengeluaran anggaran operasional Rp26,657 triliun dengan surplus Rp4,840 triliun.

“Ini yang tentu saja untuk anggaran operasional yang tentu saja perlu persetujuan dari Komisi XI,” ujarnya.

Selanjutnya, BI mengajukan Rencana Penggunaan Cadangan Tujuan (RPCT) Tahun 2025 secara keseluruhan sebesar Rp8,160 triliun dari saldo Rp25,647 triliun. Adapun alokasi surplus ke cadangan tujuan adalah sebesar Rp4,254 triliun.

“Tentu saja kami perkirakan saldo CT akhir tahun nanti Rp21,741 triliun,” tutur Perry.

Cadangan tujuan digunakan untuk biaya penggantian dan atau pembaruan harta tetap, pengadaan perlengkapan yang diperlukan, pengembangan sumber daya manusia dan organisasi, serta peningkatan kualitas teknologi dalam melaksanakan tugas dan wewenang BI serta penyertaan modal.

“Pengembangan sumber daya manusia termasuk juga untuk pendidikan SDM Bank Indonesia termasuk untuk pendidikan jangka panjang ke master maupun PhD,” ujarnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button