JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendukung gagasan pengembangan pendidikan perguruan tinggi melalui sistem teknologi informasi berbasis online. Langkah ini dinilainya penting untuk mengantisipasi perkembangan jaman, mempermudah akses semua lapisan masyarakat memperoleh pendidikan perguruan tinggi serta membuat biaya pendidikan perguruan tinggi murah dan efisien.
“Pola pendidikan era milenial di Indonesia harus terus ditingkatkan lagi. Pendidikan jaman Now harus mengarah kepada pola pendidikan berbasis IT dan online. Bayangan saya, nantinya anak-anak petani bisa menimba ilmu melalui gadget yang dimiliki, sembari menggarap sawah atau menggembala sapi,” kata Bambang Soesatyo saat memberikan Orasi Ilmiah pada wisuda Universitas Nasional di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/3).
Dengan pendidikan tinggi berbasis online, Bamsoet menilai tidak diperlukan lagi biaya kos yang tinggi dan biaya transportasi yang mahal. “Sistem atau pola pendidikan berbasis IT dan online harus lebih digalakan. Sehingga, semua masyarakat Indonesia bisa melek teknologi dan mengakses pendidikan dari mana saja,” katanya.
Ia juga menaruh keyakinannya bahwa semakin banyak sarjana yang kreatif, inovatif, dan visioner, akan mempercepat perwujudan Indonesia menjadi negara maju, makmur, dan berkeadilan. “Saat para sarjana terjun ke masyarakat, disanalah laboratorium kehidupan sesungguhnya. Saya yakin bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama di perguruan tinggi akan menjadi modal utama dalam menekuni pekerjaan dan profesi sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya.
Bamsoet menegaskan fungsi dan peran perguruan tinggi di Indonesia merupakan sentra pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal inilah yang membuat bangsa Indonesia sangat berharap pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk dapat melahirkan generasi yang terampil dan mandiri.
“Perguruan tinggi merupakan tempat menggelorakan semangat kuat untuk mengembangkan jati diri calon pemimpin bangsa dan menimba ilmu pengetahuan. Seperti yang ditegaskan dalam Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi, fungsi dan peran perguruan tinggi sebagai wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, wadah pendidikan calon pemimpin bangsa, pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pusat kekuatan moral, dan sebagai pusat pengembangan peradaban bangsa,” imbuhnya.
Selain memberikan motivasi kepada para wisudawan, dalam Orasi Ilmiahnya Bamsoet juga menyinggung tentang peran perguruan tinggi dalam mewujudkan cita hukum yang berkeadilan. “Sebagai bangsa, kita patut bersyukur dan bangga memiliki Pancasila, yang merupakan warisan nilai-nilai fundamental serta menjiwai seluruh elemen kehidupan sekaligus jati diri bangsa. Pancasila juga memberikan identitas sistem kenegaraan dan sistem hukum,” ucapnya.
Politisi Partai Golkar ini juga menekankan bahwa tujuan hukum yang berkeadilan akan terwujud manakala nilai-nilai Pancasila selalu menjadi jiwa dalam setiap tahap pembangunan. Hukum dan keadilan menjadi dua hal yang tidak mungkin dipisahkan, baik dalam hal hakikatnya maupun dalam hal pencapaiannya.
“Hukum yang berkeadilan sampai saat ini memang masih menjadi pekerjaan rumah kita semua, terutama yang berkaitan erat dengan sikap moral dan integritas para penegak hukum. Karena itu perlu pembenahan sistem dari hulu sampai hilir,” tegasnya. Pembenahan di hulu dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi dalam menghasilkan sarjana-sarjana hukum yang memiliki moral serta pemahaman yang memadai tentang hukum yang berkeadilan.
Di hilir, berkaitan dengan peranan para penegak hukum tempat masyarakat menggantungkan harapan akan keadilan. Sarjana-sarjana hukum yang akan menjadi hakim, jaksa dan pengacara, diharapkan mampu menjalankan tugas demi terwujudnya keadilan di masyarakat. “Sikap moral dan integritas berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Disinilah letak penting perguruan tinggi agar dapat melahirkan SDM yang unggul. Perguruan tinggi harus menjadi salah satu benteng dalam merencanakan tatanan bangsa ke depan. Dari sinilah kelak dihasilkan ekonom, dokter, dosen, ahli hukum, budayawan, politisi, dan lain sebagainya,” kata Bamsoet.
Masyarakat sangat mengharapkan hukum mampu memberikan rasa keadilan. Pada hakekatnya, hukum tanpa keadilan hanya akan membuat permasalahan hukum yang lain, tanpa ujung penyelesaian. “Potensi para sarjana yang hari ini diwisuda sangat besar dalam membangun hukum nasional sesuai cita hukum yang berkeadilan. Saya yakin, para wisudawan disini tak hanya sekadar singgah mendapatkan gelar dan stempel kelulusan sebagai Sarjana. Namun telah menimba ilmu pengetahuan dan menggelorakan semangat serta mengembangkan jati diri sebagai calon pemimpin bangsa,” tandasnya. (har)