DENPASAR (Bisnis Jakarta) – Institut Seni Indonesia Denpasar menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Badung untuk melakukan penelitian dan memetakan kesenian di kabupaten terkaya di Pulau Bali itu. “Nantinya dari hasil pemetaan itu akan dilanjutkan dengan pembuatan ‘blue print’ pengembangan kesenian Kabupaten Badung, yang dapat dipakai sebagai pedoman bupati dalam merancang program pengembangan kesenian,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha usai penandatanganan kerja sama dengan Bupati Badung, di Kampus ISI Denpasar, Senin.
Menurut Prof Arya, secara umum kerja sama yang ditandatangani dengan Pemkab Badung menyangkut bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dia mencontohkan, sekitar bulan Juli-Agustus 2018 akan dilakukan kuliah kerja nyata (KKN) ISI Denpasar dalam pengembangan dan pembinaan kesenian.
“Keahlian yang kami miliki, itulah yang kami tawarkan, apalagi sejumlah infrastruktur pendukung kesenian juga sudah sangat baik di Kabupaten Badung seperti balai banjar dan perangkat gamelan, sekarang tinggal kami yang membantu untuk mengisi. Terlebih berbagai sanggar seni di sana, sebagian besar didirikan oleh alumni ISI Denpasar,” ucapnya.
Prof Arya menambahkan, pihaknya pun akan mendukung dalam pembuatan kurikulum karena ISI Denpasar berkomitmen lewat seni bisa membantu untuk meningkatkan kualitas tatanan masyarakat. Terkait dengan pemetaan kesenian, lanjut dia, diantaranya dengan melihat apa saja potensi kesenian di Kabupaten Badung, termasuk kondisinya.
“Kan tidak jarang ada kesenian langka yang sumber nilainya berharga dan mau punah, sehingga kami petakan dulu. Kemudian jenis kesenian yang ada, mana yang sudah eksis dan belum. Untuk kesenian yang langka, akan direkonstruksi atau dibangkitkan kembali. Itu kami gunakan untuk blue print,” ujarnya.
Kabupaten Badung, tambah dia, sengaja dijadikan percontohan, karena dipandang bahwa Bupati Badung sangat merespons tawaran kerja sama ISI Denpasar. “Mudah-mudahan bupati yang lain juga begitu. Tetapi kalau bupatinya tidak mau, ya kami susah, intinya bupati harus merespons,” kata Prof Arya Sugiartha.
Sementara itu, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyatakan juga siap untuk mendukung sepenuhnya kegiatan ISI Denpasar terkait dengan pembelajaran, penelitian, dan kemasyarakatan, termasuk jika dibutuhkan bantuan gong dan fasilitas gedung.
Giri Prasta mengatakan dukungan tersebut sejalan dengan komitmen awalnya semenjak menjadi calon bupati yang mengangkat pola pembangunan semesta berencana dengan konsep terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan, jaminan sosial tenaga kerja, dan penguatan adat, agama, tradisi, seni dan budaya.
“Adat, agama, tradisi, seni dan budaya juga harus terus dilestarikan dan dipertahankan,” ucapnya. Di sisi lain, Giri Prasta mengatakan pihaknya rutin memberikan bantuan gong agar generasi muda tidak sampai terjerumus dengan penyalahgunaan narkotika dan ikut geng motor, karena aktivitasnya telah diarahkan pada kegiatan kesenian. (ant)