Kemenhub Dorong Maskapai Nasional Jadi Raja Asean

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Indonesia sesungguhnya adalah negara terbesar di Asia Tenggara (Asean), baik itu dalam hal luas wilayah, jumlah penduduk maupun perekonomian. Luas wilayah Indonesia adalah 43 persen dari total luas wilayah Asean dan jumlah penduduk Indonesia adalah 41 persen dari total penduduk Asean. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai pasar terbesar, termasuk pasar penerbangan, di Asean. Dengan demikian sudah seharusnya maskapai Indonesia juga menjadi “raja” sektor penerbangan di kawasan ini.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso saat menjadi panelis dalam acara panel discussion dan FGD Peluang dan Tantangan Industri Penerbangan Indonesia di Era Asean Single Asean Market ” The Seamless Asean Sky”, di Jakarta, Rabu (25/4) mengatakan, Indonesia itu mempunyai bonus demografi, yaitu mempunyai banyak penduduk usia muda. Presiden Joko Widodo selalu berpesan agar bonus demografi ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan bangsa dan negara. Dengan tingkat perekonomian yang terus tumbuh, bonus demografi ini menjadi berkah tersendiri sebagai pasar yang potensial. Dalam hal penerbangan, bonus demografi tersebut merupakan pasar potensial yang bisa dilayani oleh bisnis penerbangan. “Di jaman now ini, anak-anak remaja hingga orang dewasa mempunyai kebutuhan mendesak yaitu travelling. Dan ini tentu saja membutuhkan transportasi termasuk transportasi udara,” ujar Agus.

Menurut Agus, bonus demografi inilah yang menyebabkan penumpang penerbangan di Indonesia tiap tahun meningkat antara 10-11 persen. Pertumbuhan tersebut melebihi rata-rata pertumbuhan penumpang di dunia, termasuk di kawasan Asia Pasifik yang mempunyai pertumbuhan rata-rata 9 persen. “Namun demikian, walaupun pasar kita yang terbesar, ternyata penerbangan Indonesia dari dan ke negara-negara Asean itu 52 persen dilayani maskapai penerbangan asing dan maskapai kita hanya 48 persen. Jadi kami dari regulator penerbangan nasional ingin angka itu dibalik, maskapai kita jadi yang lebih besar karena potensial market mayoritas ada di Indonesia. Di forum ini saya mendorong maskapai Indonesia menjadi Raja di Asean sesuai porsi jumlah penumpang dan penduduk yang ada,” lanjut Agus.

Agus melanjutkan, ada beberapa cara yang saat ini dilakukan. Di antaranya dengan memberi berbagai kemudahan di bidang perizinan dan mendirikan usaha sehingga peluang usaha di penerbangan nasional semakin terbuka lebar. Tidak hanya untuk maskapai penerbangan, namun juga bisnis turunannya dan yang berkaitan seperti perawatan dan perbaikan pesawat (MRO), catering, ground handling dan yang lainnya.

Sementara itu, strategi yang akan dilakukan di antaranya adalah mengubah paradigma maskapai nasional untuk lebih berani bersaing di pasar regional, bahkan global; meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia khususnya di industri penerbangan untuk mendapatkan manfaat dari liberalisasi jasa penunjang angkutan udara; mendorong peningkatan daya saing (competitiveness) perusahaan penerbangan nasional; dan mendorong persaingan sehat pada industri transportasi udara regional.

Selain itu juga mengembangkan insfrastruktur (bandara) sehingga dapat bersaing dengan negara ASEAN lainnya dan dapat mendukung implementasi ASEAN Open Skies; mendorong penyebaran dan pemerataan lalu lintas penerbangan (dekosentrasi traffic) di bandar udara ASEAN open sky Indonesia; memaksimalkan alokasi slot dengan mempertimbangkan kepentingan industri penerbangan internasional; serta memanfaatkan pelaksanaan ASEAN Open Sky secara maksimal untuk kemajuan industri penerbangan nasional dan perekonomian nasional pada umumnya. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button