Pemerintah Jamin Stok Pangan Cukup Jelang Ramadhan

JAKARTA (bisnisjakarta.co.id) –  Pemerintah menjamin stok komoditas pangan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional menjelang tren peningkatan permintaan pada momen Ramadhan dan Lebaran 2023.

“Sejauh ini, dalam hitungan neraca kita, semua (komoditas pangan) aman hingga tiga bulan ke depan,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dikutip dari antara. Selain bahan pokok seperti beras, tambahnya, komoditas pangan yang merupakan memerlukan impor seperti kedelai juga mencukupi.

“Termasuk tentu ya komoditi yang bersubstitusi impor, antara lain kedelai misalnya dari neraca kita karena semua sudah jalan,” ujar dia.

Beberapa komoditas lain yang perlu diimpor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional seperti bawang putih dan daging, juga dalam tahapan-tahapan pengadaan yang sesuai rencana pemerintah. Karena itu, seluruh stok bahan pangan masih aman menjelang Ramadhan.

“Importasi itu ya tentu saja masih dalam on the track. Ramadhan saya yakin aman,” ujar dia.

Terkait beras, Syahrul juga melaporkan seluruh daerah produksi sudah memasuki panen raya pada Februari, Maret, dan April 2023. Untuk Februari, kata dia, terdapat satu juta hektare lahan padi yang memasuki panen, disusul Maret 2023, terdapat 1,9 juta hektare lahan akan memasuki panen.

Menurut dia, pada Maret hingga April 2023, di berbagai daerah akan memasuki puncak panen. Syahrul mengatakan produksi beras pada puncak panen akan mencapai sedikitnya 5,9 juta ton.

“Rata-rata 5,9 (juta ton) dari data yang ada, yang selama ini kita jadikan rujukan. Walaupun dengan berbagai varietas yang kita pakai sekarang sudah lebih dari itu. Tetapi, kita pakai lah yang terendah 5,9 (juta ton) data BPS,” ujarnya.

Menurut Syahrul, yang merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari dan Maret, berbagai daerah produksi akan memasuki awal panen raya.  “Untuk Februari saja ada kurang lebih 1 juta hektare (lahan yang panen) kemudian akan panen, dan Maret itu 1,9 juta hektare, itu awal-awal panen raya,” ujarnya.

Pada Maret hingga April 2023, berbagai daerah akan memasuki puncak panen. Menurut Syahrul, produksi beras pada puncak panen akan mencapai sedikitnya 5,9 juta ton.

“Rata-rata 5,9 (juta ton) dari data yang ada ya, yang selama ini kami jadikan rujukan. Walaupun dengan berbagai varietas yang kami pakai sekarang sudah lebih dari itu. Tetapi kami pakai yang terendah 5,9 (juta ton) data BPS,” ujar dia.

Produksi beras pada masa puncak panen, kata Syahrul, sesuai dengan analisa pemerintah. Produksi beras dalam negeri ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Bapak Presiden mengatakan, kapan puncak panen ? ya di sekitar awal-awal minggu pertama, minggu kedua Maret itu mulai masuk pada puncak panen yang ada, dan tentu kita berharap ya serapan ini bisa secara maksimal dilakukan oleh kepentingan-kepentingan konsumen kita,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi berulang kali memperingatkan jajaran menteri soal kenaikan harga beras. Jokowi mengingatkan bahwa perlu ada pengendalian karena harga komoditas tersebut terus naik di awal 2023. Syahrul mengatakan menangani masalah ketersediaan beras. Soal harga, kata dia, kembali ke para pelaku perdagangan. Dia berharap harga beras tidak terlalu turun karena berkaitan dengan kepentingan petani, namun tidak boleh terlalu meningkat karena dapat membebani konsumen.

“Ini lah yang perlu kami normalisasi atau normatifkan semua pihak untuk semua bisa melakukan (pengendalian harga beras),” ujarnya. *rah

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button