JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) akan dilanjutkan. Saat ini, pemerintah pusat masih menunggu laporan studi dari pihak investor untuk memastikan pendanaannya. “Jalan. Tinggal sekarang prosesnya kita minta laporan mereka tentang studinya di sana,” kata Luhut Pandjaitan usai menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Bidang Nasional (Rakorbidnas) III Kemaritiman DPP PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (8/4).
Selain Luhut, Rakorbisnas PDIP juga menghadirkan pembicara lainnya antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menkop UKM AAGN Puspayoga yang diwakili Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop dan UKM, Bramantyo, Kepala BKPM dan lainnya.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto membuka Rakorbisnas Kemaritiman mewakili Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Rakorbidnas sekaligus mengawali Pilot Project Nasional tentang Pengembangan Kawaaan Industri Maritim Terintegrasi Gotong Royong.
Luhut melanjutkan kesungguhan pihak investor untuk melakukan kajian penting karena pembangunan Bandara Bali Utara yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp 6,3 triliun tersebut murni dibiayai oleh pihak swasta seperti pembangunan Bandara Kediri. “Jangan nanti. Karena pendanaannya nggak ada, malah mangkrak. Karena itu non APBN,” tegasnya.
Ketika ditanya masih adanya pro kontra dari rencana pembangunan ini, ia mengatakan sejauh i ini belum ada laporan tentang penolakan yang diterimanya. “Gubernur bilang nggak ada,” kata Luhut sambil bergegas memasuki mobilnya.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Kemaritiman telah melakukan sejumlah pertemuan dengan sejumlah kementerian terkait. Salah satu usulan dari rapat tersebut adalah keinginan membangun Bandara Bali Utara di darat. Selain itu, untuk proyek pembangunan ini juga diproyeksikan akan dianggarkan senilai Rp 6,3 triliun. “Rp 6,3 triliun. Mereka semua non-APBN, kalau dia mau semua biarkan saja. Kita ingin seperti Bandara Kediri kan yang dibangun swasta juga sekitar Rp 5 triliun,” kata Luhut pekan lalu.
Selain itu, untuk mendukung pembangunan Bandara Utara, pihaknya berencana akan membangun infrasrtktur pendukung antara lain pembangunan jalan tol yang akan menghubungkan Bali utara dan selatan. “Jika pembangunan jalan sudah dilakukan maka bandara utara Bali bisa melakukan peletakan batu pertama. Tinggal masalah penyesuaian kalender saja karena investasinya cukup besar,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah pusat juga masih menunggu hasil studi jalan tol untuk segera diselesaikan. “Infrastruktur jalan di kiri kanan Bali, seperti yang di Karangasem, Tanah Lot akan berjalan, dengan tetap menjaga keseimbangan dengan lingkungan,” imbuhnya.
Selain itu, perluasan dan perbaikan Bandara Ngurah Rai juga dinilai mendeaak untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan pesawat yang membawa para peserta ke Pulau Bali.
Pengamat Pariwisata Omar Aram mengatakan keberadaan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) di kawasan Buleleng, dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Bali. Dari keterangan yang diketahuinya, pembangunan BIBU mengusung konsep aerocity (kota bandara), yaitu tidak hanya bandara saja yang dibangun, tapi juga infrastruktur lainnya, di antaranya destinasi-destinasi wisata baru.
“Ini akan semakin menjadikan, khususnya Bali Utara sebagai tujuan wisata dunia. Ujung-ujungnya jumlah wisata yang datang akan bertambah,” kata Omar. Omar mengungkapkan ia mendapat informasi bahwa investor tengah melakukan penjajakan dengan Walt Disney dan Universal Studio untuk dibangun juga di sekitar BIBU.
“Kalau di Singapura ada Marina Bay dan di Malaysia ada Legoland, di Bali ada Walt Disney atau Universal, Studio yang akan membangun theme park bertaraf internasional,” bebernya. Dengan demikian, ia jika membawa keluarga liburan ke Bali, maka bisa memilih ke selatan atau utara lebih dulu sesuai tujuan pertama berwisatanya. “Misalnya ingin ke utara lebih dulu karena banyak objek wisata yang baru, wisatawan bisa landing ke BIBU, setelah itu ke selatan. Begitu juga sebaliknya,” ujarnya.
Dia meyakini, kehadirnkenalan BIBU akan dapat memperkecil kesenjangan sosial dan ekonomi antara wilayah utara dengan selatan Bali. “Pastinya perekonomian masyarakat setempat akan naik dan devisa negara bertambah,” katanya lagi.
Ia juga mengaku mendapat informasi bahwa pembiayaan proyek pembangunan ini murni tidak menggunakan anggaran negara (Non APBN). Namun, ia belum mengetahui berapa besar pembagian persentase dari kepemilikannya. “Kalau itu saya tidak tahu, berapa persen u tuk swasta, untuk pemerintah pusat dan untuk daerah,” katanya. (har)