JAKARTA (bisnisbali.com) – Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah berusia berusia 2 tahun. Terbentuk pada 13 September 2021, kini kinerja positif dalam membuka akses layanan keuangan di segmen mikro dan ultra mikro kian dirasakan. Hal tersebut ditunjukkan dari penyaluran kredit mikro BRI Group yang tumbuh double digit hingga akhir Triwulan II 2023, sehingga mendorong pertumbuhan porsi segmen UMKM terhadap keseluruhan bisnis perseroan.
Hingga akhir Juni 2023, BRI berhasil menyalurkan kredit mikro sebesar Rp577,94 triliun. Angka ini tumbuh 11,41% secara year on year (yoy). Dengan pertumbuhan ini, porsi kredit mikro BRI Group mampu menembus 48,08% terhadap keseluruhan penyaluran kredit oleh perseroan yang mencapai Rp1.202,13 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso pada pemaparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan II 2023 (30/8) menyebutkan pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan integrasi ekosistem ultra mikro yang dipimpin oleh BRI serta Pegadaian dan PNM sebagai anak usaha.
“Ya, memang benar bahwa porsi kredit mikro saja, bukan UMKM ya, porsi kredit mikro kita itu sudah hampir separuh dari total kredit BRI. Arahnya memang kita tidak tumbuh ke atas tapi kita tumbuhkan ke bawah. Dan di bawah itu yang kita sebut ultra mikro,” ujar Sunarso.
Sunarso juga menyampaikan perkembangan terbaru penyelenggaraan Holding UMi yang telah berhasil memberikan pelayanan dan mengintegrasikan puluhan juta nasabah peminjam di segmen UMi dan bahkan ratusan juta nasabah simpanan mikro, yang tersebar di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
“Sampai Juni 2023, Holding UMi telah berhasil mengintegrasikan lebih dari 36 juta nasabah peminjam atau debitur, dan 162 juta nasabah simpanan mikro. Dan itu didukung oleh 1.013 unit kantor co-location (SENYUM/Sentra Layanan Ultra Mikro) yang dipakai bersama,” ujar Sunarso.
Sunarso menyebutkan, bersama para anggota Holding UMi, BRI memanfaatkan kantor bersama yang disebut kantor co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) yang terdiri atas BRI, BRI Mikro, dan kemudian Pegadaian dan PNM untuk mendukung penyelenggaraan layanan ultra mikro.
Sunarso menyebutkan bahwa potensi segmen bisnis ultra mikro serta level di bawahnya sesungguhnya masih berlimpah. Namun, lanjutnya, hal yang lebih penting adalah Bagaimana agar dapat mengelolanya dengan pas.
Penyaluran kredit mikro yang tumbuh double digit membuat proporsi kredit UMKM BRI juga terus bertumbuh. Hingga akhir Triwulan II 2023, sebesar 84,48% dari total kredit BRI atau senilai Rp1.015,54 triliun merupakan kredit yang disalurkan kepada segmen UMKM.
“Hal ini menjadi yang pertama kalinya kredit UMKM BRI menembus di atas Rp1.000 triliun. Dengan demikian, aspirasi BRI untuk mencapai porsi kredit UMKM 85% sesungguhnya tinggal 0,52% saja. Padahal aspirasi itu kita ingin capai nanti di tahun 2025. Untuk itu BRI tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM mencapai 85% di tahun 2024,” ujarnya. *rah