JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Kalangan pelaku usaha yang tergabung dalam Perkumpulan Petani dan Pengusaha Bawang Indonesia (P3BI) menggelar penjualan bawang putih murah dengan harga Rp18.500/kg di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pengurus P3BI Nurul Shantiwardhani di Jakarta, Rabu mengatakan kegiatan tersebut untuk membantu pemerintah menjaga stabilitas harga bawang putih yang kini terus bergerak naik.
Penjualan bawang putih tersebut dilakukan salah satu anggota P3BI yakni PT. Haniori selama Selasa-Kamis (27-29/3).
“Kemarin (Selasa), dilepas sebanyak 28 ton atau satu kontainer, sekarang (Rabu) juga satu kontainer, besok (Kamis) rencananya akan ada satu atau dua kontainer lagi,” katanya kepada media.
Menurutnya, penjualan bawang putih impor dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga pasar saat ini bukan operasi pasar, namun, komitmen pelaku usaha untuk menjaga stabilitas harga bawang putih di pasar.
Nurul mengharapkan dengan menjual bawang putih di tingkat grosir dengan harga Rp18.500/kg bisa menekan kenaikan harga di pasar, yang saat ini di Pasar Induk Kramat Jati mencapai Rp23 ribu/kg.
Sementara di sejumlah pasar tradisional DKI Jakarta, seperti Pasar Senen, harga bawang putih dijual Rp38 ribu/kg, Pasar Jembatan Merah Rp35 ribu/kg, Pasar Sunter Podomoro Rp48 ribu/kg, dan Pasar Grogol Rp32 ribu/kg.
Harga tertinggi di Pasar Pramuka yang mencapai Rp80 ribu/kg, sedangkan terendah di Pasar Cengkareng Rp28 ribu/kg.
“Kalau dirata-ratakan, harga bawang putih di DKI Jakarta sekarang ini sekitar Rp41 ribu/kg,” katanya.
Tingginya harga bawang putih di pasar, tambahnya, tidak lepas karena pasokan sangat tergantung dari impor, sementara upaya pemerintah mendorong produksi dalam negeri masih terkendala ketersediaan bibit unggul dan lahan.
“Sesuai kebijakan pemerintah, importir memang mendapat tugas menanam bawang putih sebesar lima persen dari kuota impor, tapi persoalan saat kita mau membantu petani menanam bawang putih, ada masalah ketersediaan bibit dan lahan,” tuturnya.
Sementara itu, Koordinator Pedagang Rempah-rempah Pasar Induk Kramat Jati Sarsulim Rasad mengakui harga bawang putih kini memang sedang tinggi.
Untuk yang “cutting” atau protolan dari importir sempat mencapai Rp28 ribu/kg dan di Pasar Induk Kramat Jati sekitar Rp30-32 ribu/kg sedangkan harga bawang putih yang bukan “cutting” dari importir sebesar Rp24 ribu/kg.
Menurut dia, penyebabnya adalah kuota impor yang biasa didapat pelaku usaha terlambat keluar. Bahkan sejak Januari-Februari 2018 tidak ada kuota impor bawang putih yang pemerintah keluarkan.
“Kuota impor baru keluar Maret ini. Jadi yang dijual saat ini adalah kuota impor yang baru didapat awal Maret,” katanya.
Sarsulim mengatakan untuk menjaga stabilitas harga bawang putih pihaknya telah membatasi harga maksimal Rp22 ribu/kg, sehingga saat di pasar tidak lebih dari Rp30 ribu/kg. Sedangkan untuk penjualan bawang putih yang dilakukan PT Haniori, kalangan pedagang dibatasi hanya bisa membeli satu ton atau sebanyak 50 karung.
“Dengan cara ini semua pedagang akan punya barang,” ujarnya. (ant)