
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan negara harus mengalokasi ruang dan waktu yang memadai bagi orang muda untuk bertumbuhkembang menjadi generasi milenial dan generasi Z yang kompeten dan kompetitif. Agenda ini hendaknya menjadi prioritas dan fokus kabinet baru yang formasinya sedang dipersiapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Pesan ini penting relevan untuk dikedepankan lagi di ruang publik, di tengah isu tentang calon menteri baru atau jatah menteri untuk formasi kabinet baru yang sedang digodok Presiden Jokowi," ucap Bambang Soesatyo (Bamsoet) di Jakarta, Minggu (7/7).
Dia berharap dengan menitikberatkan perhatian pada pengembangan generasi muda maka diharapkan akan ada estafet kepemimpinan atarai generasi milenial dan generasi Z yang kompeten dan kompetitif sepanjang era Industri 4.0 dan era sesudahnya.
Bamsoet mengatakan sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menetapkan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan. Tujuannya, mendorong generasi milenial dan generasi Z agar dapat beradaptasi dengan perubahan zaman, yang ditandai oleh otomatisasi dan digitalisasi pada hampir semua aspek kehidupan, terutama digitalisasi perekonomian.
Program pengembangan kualitas ini, menurut Bamsoet layak diperhatikan oleh semua elemen masyarakat karena tntangan yang sedang dan akan dihadapi orang muda dan remaja sangat berbeda dengan apa yang dulu dihadapi generasi orang tua. "Lapangan kerja mengalami perubahan signifikan. Banyak pekerjaan tidak lagi butuh peran atau kreasi otak manusia. Kebutuhan akan peran manusia pada sejumlah profesi atau keahlian di dunia kerja tidak lagi signifikan," urainya.
Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan bahwa program pengembangan kualitas sangat strategis bagi orang muda dan remaja, pemerintah perlu mengintensifkan sosialisasi program ini kepada semua elemen masyarakat dan komunitas. Sebaliknya, dengan memahami program ini, para orang tua diharapkan makin intens pula dalam memaparkan dan menggambarkan tantangan yang dihadapi anak-anak. "Inisiatif Presiden Jokowi ini pun hendaknya direspons oleh para ahli pendidikan di Kemendikbud dan Kemenristek Dikti. Apalagi, Kemenristek Dikti juga sudah memiliki gambaran tentang perubahan kebutuhan atau permintaan di sektor lapangan," ujarnya.
Ia berharap Kemedikbud dan Kemenristek Dikti segera berbagi informasi dan pencocok program, yang kemudian diikuti dengan inisiatif bersama untuk membarui kurikulum pendidikan dari tingkat dasar. Pembaruan kurikulum diperlukan sebagai penyesuaian terhadap perubahan zaman. (har)